Jumat, 20 Februari 2015

. Perang Uhud

2. Perang Uhud

Perang ini pecah akibat dendam dari Kaum Kafir Quraisy atas kekalahan mereka dalam Perang Badar. Mereka mengerahkan 3000 tentara, sedangkan Kaum Muslimin hanya mempunyai 1000 prajurit. Itu pun kemudian berkurang, karena orang-orang munafik yang sebanyak 300 akhirnya mengundurkan diri oleh pengaruh orang-ornag Yahudi.

Nabi Muhammad Rosulullah saw. menempatkan pasukan muslimin di Bukit Uhud, sedangkan sebelah kirinya terdapat Bukit Ainain. Kemudian 50 prajurit di bawah pimpinan Ibnu Zubair diperintahkan menjaga celah bukit dari belakang dan dilarang meninggalkan tempat itu, apa pun yang akan terjadi. Al-Qur'an melukiskan demikian, Dan (ingatlah) ketika engkau berangkat pada pagi hari dari keluargamu menempatkan orang-orang mukmin pada beberapa kedudukan (pos-pos strategis) untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, sewaktu dua pasukan dari padamu ingin mundur (karena takut), padahal Allah penolong bagi kedua pasukan itu, dan kepada Allah sajalah orang-orang mukmin bertawakkal. (QS. 3/Ali Imron: 121-122)

Melihat posisi Kaum Muslimin tersebut, pasukan Kafir Quraisy mengadakan serangan dengan formasi berbentuk bulan sabit, yakni setengah lingkaran. Serangan mereka dapat dipatahkan. Belasan pasukan Kafir Quraisy berguguran, sedangkan lainnya meninggalkan medan. Keadaan ini membuat pasukan Ibnu Jubair terpancing untuk turut mengadakan pengejaran dengan harapan dapat memperoleh harta yang ditinggalkan musuh.

Sebagian pasukan Kaum Kafir yang mengetahui tempat Ibnu Zubair dan pasukannya telah kosong, segera memanfaatkannya untuk melakukan serangan balik. Akibatnya dalam pertempuran ini umat Islam menderita kerugian. 70 orang tewas, sedangkan di pihak kafir hanya 25 orang yang tewas. Kekalahan ini menginsafkan mereka, bahwa melanggar dan mengabaikan perintah Nabi,saw akan mendatangkan kerugian.

3. Perang Ghotafan

Pecah pada tahun ketiga Hijrah. Dalam perang ini terjadi peristiwa besar, yakni pada waktu Nabi beristirahat seorang diri, muncullah seorang kafir bernama Du'tsur secara diam-diam seraya menghunuskan pedangnya.
"Siapakah yang akan melindungimu, hai Muhammad?" olok Du'tsur penuh kebencian.
Dengan tenang, Nabi menjawab. "Allah Ta'ala."

Seketika Du'tsur gemetar. Pedangnya yang sudah terhunus di leher Nabi terjatuh. Lalu Nabi mengambilnya, sesaat kemudian menghunuskannya kepada Du'tsur sambil bertanya. "Siapakah yang dapat melindungimu dariku?"
"Tidak ada," Du'tsur ketakutan.
Nabi memaafkannya. Akhirnya Du'tsur masuk Islam dan mengajak kaumnya memeluk Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar