2. Perang Uhud
Perang ini pecah akibat dendam dari Kaum Kafir Quraisy atas kekalahan
mereka dalam Perang Badar. Mereka mengerahkan 3000 tentara, sedangkan
Kaum Muslimin hanya mempunyai 1000 prajurit. Itu pun kemudian berkurang,
karena orang-orang munafik yang sebanyak 300 akhirnya mengundurkan diri
oleh pengaruh orang-ornag Yahudi.
Nabi Muhammad Rosulullah saw. menempatkan pasukan muslimin di Bukit
Uhud, sedangkan sebelah kirinya terdapat Bukit Ainain. Kemudian 50
prajurit di bawah pimpinan Ibnu Zubair diperintahkan menjaga celah bukit
dari belakang dan dilarang meninggalkan tempat itu, apa pun yang akan
terjadi. Al-Qur'an melukiskan demikian, Dan (ingatlah) ketika engkau
berangkat pada pagi hari dari keluargamu menempatkan orang-orang mukmin
pada beberapa kedudukan (pos-pos strategis) untuk berperang. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, sewaktu dua pasukan dari padamu
ingin mundur (karena takut), padahal Allah penolong bagi kedua pasukan
itu, dan kepada Allah sajalah orang-orang mukmin bertawakkal. (QS. 3/Ali
Imron: 121-122)
Melihat posisi Kaum Muslimin tersebut, pasukan Kafir Quraisy mengadakan
serangan dengan formasi berbentuk bulan sabit, yakni setengah lingkaran.
Serangan mereka dapat dipatahkan. Belasan pasukan Kafir Quraisy
berguguran, sedangkan lainnya meninggalkan medan. Keadaan ini membuat
pasukan Ibnu Jubair terpancing untuk turut mengadakan pengejaran dengan
harapan dapat memperoleh harta yang ditinggalkan musuh.
Sebagian pasukan Kaum Kafir yang mengetahui tempat Ibnu Zubair dan
pasukannya telah kosong, segera memanfaatkannya untuk melakukan serangan
balik. Akibatnya dalam pertempuran ini umat Islam menderita kerugian.
70 orang tewas, sedangkan di pihak kafir hanya 25 orang yang tewas.
Kekalahan ini menginsafkan mereka, bahwa melanggar dan mengabaikan
perintah Nabi,saw akan mendatangkan kerugian.
3. Perang Ghotafan
Pecah pada tahun ketiga Hijrah. Dalam perang ini terjadi peristiwa
besar, yakni pada waktu Nabi beristirahat seorang diri, muncullah
seorang kafir bernama Du'tsur secara diam-diam seraya menghunuskan
pedangnya.
"Siapakah yang akan melindungimu, hai Muhammad?" olok Du'tsur penuh kebencian.
Dengan tenang, Nabi menjawab. "Allah Ta'ala."
Seketika Du'tsur gemetar. Pedangnya yang sudah terhunus di leher Nabi
terjatuh. Lalu Nabi mengambilnya, sesaat kemudian menghunuskannya kepada
Du'tsur sambil bertanya. "Siapakah yang dapat melindungimu dariku?"
"Tidak ada," Du'tsur ketakutan.
Nabi memaafkannya. Akhirnya Du'tsur masuk Islam dan mengajak kaumnya memeluk Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar